A.
Latar
Belakang
Kegiatan dalam rangka menyelesaikan tugas yang
dilaksanakan di luar jam sekolah.Tugas itu berupa laporan penelitian dalam
bentuk makalah.Laporan penelitian tersebut berisi tentang penelitian sosial dan
budaya sekitar lingkungan tempat tinggal.Tujuan kegiatan ini tidak lain
meningkatkan etos kerja dari masing-masing siswa agar berprestasi,memiliki
kreativitas, dan berapresiasi tinggi terhadap suatu hal.
B.
Rumusan
masalah
1. Apa
yang dimaksud upacara Ulur-Ulur dan bagaimana proses upacara Ulur-Ulur
berlangsung
2. Apa
tujuan masyarakat desa sawo melaksanakan upacara Ulur-Ulur
3. Bagaimana
sejarah adanya upacara Ulur-Ulur
4. Apa
saja sesaji yang ada di upacara Ulur-Ulur
5. Bagaimana
cara pandang masyarakat mengenai upacara ulu-ulur
C. Tujuan
1. Menjelaskan
pengertian dan proses upacara Ulur-Ulur berlangsung
2. Memberikan
informasi kepada pembaca tentang tujuan dari dilaksnakanya upacara Ulur-Ulur
3. Menginformasikan
sejarah adanya upacara Ulur-Ulur
4. Memberikan
penjelasan berbagai macam sesaji yang ada di upacara ulur-ulur
5. Memberikan
gambaran cara pandang masyarakat tentang
tradisi budaya ulur-ulur
D.
Metode
Penelitian
1. Penelitian
historis
Bertujuan untuk membuat rekrontruksi masa lampau secara sistematis dan
obyektif.
2. Penelitian
deskriptif
Bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis.
3. Penelitian
perkembangan
Bertujuan untuk mengetahui pola dan urutan perubahan waktu
4. Penelitian
kasus
Bertujuan untuk mempelajari secara intensiflatar belakang keadaan
sekarang dengan keadaan masa lampau.
5. Wawancara
Bertujuan untuk mendapatkan opini dan fakta di msyarakat.
E.
Hasil
Penelitian
1. Pengertian
dan proses upacara Ulur-Ulur berlangsung
Pengertian upacara Ulur-Ulur
Upacara Ulur-Ulur adalah tanda yang kita pelajari akan banyak
menerangkan pada kita akan hal tentang keharusan adanya keseimbangan didalam
kehidupan.Lahir batin,siang dan malam termasuk keseimbangan dalam pengelolaan
lingkungan di mana kita tinggal dan hidiup.
Ulur-Ulur adalah prosesi mengembalikan kesadaran manusia untuk menjaga
keseimbangan alam dengan wujud upacara sebagai media pendidikan terhadap setiap
generasi akan pentingnya pelestarian alam untuk sebuah masa depan.Jika
keseimbangan dan kelestarian alam
terjaga maka Dewi Sri dan Joko Sedono sebagai simbul kesuburan dan kemakmuran
akan hadir ditengah kehidupan.Dalam prosesi Ulur-Ulur juga terkandung semangat
untuk mempertahankan jatidiri dan identitas masyarakat dengan memurnikan tayub
sebagai tradisi dan budaya peninggalan terdahulu.
Ini menjadi relevan, karena dunia saat ini diliputi
kecemasan.Meningkatnya panas bumi akibat kerusakan alam yang tidak terkendali
menjadi beban berat bumi yang akan menghadapi bencana besar dihari-hari
mendatang.Berubahnya musim dan ganasnya alam adalah bentuk reaksi alam atas
rusaknya alam.
Ulur-Ulur adalah perjalanan menuju air.Perjalanan menuju titik tolak
bagi lahirnya kehidupan.Perjalanan menuju pada pengetahuan akan sejarah
kehidupan yang terangkai jauh sebelum apa yanag ada pada saat ini.Rusaknya
sumber air menandakan rusakanya lingkungan kehidupan.Menanadakan rusakanya pula
sejarah kehidupan.
Proses berlangsunganya upacara
Ulur-Ulur
a. Tahap
persiapan
Persiapan upacara dilaksanakan ditempat rumah kepala desa Buret.Disini
peserta upacara terdiri dari tim pembawa”jodang”(semacam keranjang segi empat
berisi makanan dan sesaji),penganten yang membawa pakaian “penganten penjaga
telaga”,pengiring yang berpakaian adat jawa.
Di halamaman telaga telah dipasang tenda atau terop untuk prosesi
upacara dan tempat ruang tamu.Disebelah tenda
tersedia panggung yang berisi gamelan dan campursari.Di halaman tersedia
tempat untuk konsumsi.Tempat konsumsi berisi jajanan tradisional.
Di dekat telaga ada tempat sesaji.Di sini terdapat meja putih yang
diatasnya terdapat patung kecil perwujudan dewi Sri dan Joko sedono.Di tempat
utama sesaji terdapat altar pemujaan.Di sini terdapat alat-alat pemujaan berupa
kembang setaman,dupa,kembang boreh dsb.
b. Tahap
prosesi pelaksanaan
Rombongan upacara berangkat dari tempat persiapan .Paling depan diisi
oleh rombongan pembawa makanan(jodang) berjumlah 4 buah masing-masing kiriman
dari desa lain.Jodang tersebut dipikul oleh dua orang diepan dan dibelakang .Di
belakang pembawa jodang rombongan prajurit atau pasukan pembawa tombak dan
bokor berisi dupa yang sudah dinyalakan.Di belakangnya ada rombongan sepasang
penganten yang membawa peralatan pakaian “manten”.Diikuti beberapa gadis cantik
membawa bokor yang berisi bunga aneka warna untuk ditaburkan di telaga.
Barisan berikutnya adalah barisan sesepuh dari desa setempat dan dari
kabupaten serta pemimpin upacara adat.Barisan paling belakang adalah rombongan
solawatan dengan rebananya.
Setelah rombongan sampai ditempat.Pembawa jodang langsung menuju tempat
sesaji .Makanan tradisional disiapkan disamping sesaji.Pembawa
pakaian”penganten” langsung menuju tempat manten yang berupa dua patung yaitu
patung Dewi sri dan joko sedono.
2. Ritual Ulur-Ulur telah menjadi adat
kebiasaan turun temurun dari nenek monyang mereka.Tujuan diadakanya upacara
Ulur-Ulur untuk menghormati para leluhur yang mendapat kemurahan dari Tuhan
berupa sumber air,dalam istilah jawa”cikal bakal”menurut.Menurut kepercayaan
masyarakat sekitar apabila tidak diadakan upacara Ulur-Ulur di telaga Buret
maka masyarakat akan memperoleh sebuah kutukan.
3. Menurut kepercayaan masyarakat sekitar
sejarah adanya upacara papatri atau upacara sesaji diawali dari kejadian yang
menimpa penduduk ,secara mendadak terkena musibah besar.Banyak waraga
sakit,banyak penyakit yang mematikan .Orang-orang yang sakit tersebut kemudian
mendadak meninggal istilah jawa mengatakan”pagepluk menganturan”.Pada situasi
yang krisis tersebut para punggawa pemerintahan mersa sangat prihatin melihat
kejadian itu.Mereka segera bersemedi memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar
wilayahnya terbebas dari kutukan itu.Dalam semedi itu mendapat petunjuk bahwa
yang bisa membuat keadaan wilayahnya menjadi lebih baik adalah dengan
mengadakan upacara sesaji ruwatan dantayuban di telaga buret.
4. Adapun sesaji tersebut adalah sebagai
berikut;Nasi kebule(sega gurih),sekul suci ulam sari,ambeng mule,buceng
robyong,buceng kuatdan jenang sengkala.
Bermacam-macam buah duadah(jadah) waran,jadah putih,jadah merah,jadah
kuning,jadah hitam,wajik dodol,ketandan ketan kinco.
Kue sembilan warna yaitu;umbi-umbian yang dibawa oleh masing-masing
warga desa membawa kue yang berbeda warnanya.Lainya seperti pisang raja,cok
bakal,badek,candu,kemenyan,minyak wangi,bunga telon,gantal,gula gimbal,dan
kelapa tanpa sabut.Semua dimasukan kedalam bokor kecuali kendi tikar,dan topi
janur.
5. Masyarakat pada mulanya menganggap upacara
ulur-ulur menyimpang dari ajaran agama islam.Setelah para pembesar desa sawo
mengadakan musyawarah yang diahadiri oleh tokoh-tokoh agama masyarakat sekitar
mulai berangapan bahwa upacara ulur-ulur peningalan budaya yang harus
dilestariakan.
F.
Kesimpulan
dan saran
1. Kesimpulan
Upacara Ulur-Ulur adalah tanda yang kita pelajari akan banyak
menerangkan pada kita akan hal tentang keharusan adanya keseimbangan didalam
kehidupan.Lahir batin,siang dan malam termasuk keseimbangan dalam pengelolaan
lingkungan di mana kita tinggal dan hidiup.
Ulur-Ulur adalah prosesi mengembalikan kesadaran manusia untuk menjaga
keseimbangan alam dengan wujud upacara sebagai media pendidikan terhadap setiap
generasi akan pentingnya pelestarian alam untuk sebuah masa depan.Jika
keseimbangan dan kelestarian alam
terjaga maka Dewi Sri dan Joko Sedono sebagai simbul kesuburan dan kemakmuran
akan hadir ditengah kehidupan.Dalam prosesi Ulur-Ulur juga terkandung semangat
untuk mempertahankan jati diri dan identitas masyarakat dengan memurnikan tayub
sebagai tradisi dan budaya peninggalan terdahulu.
Oleh karena itu kitta harusnya
menjaga alam dan melestarikan budaya daerah.
2. Saran
Dari pembahasan diatas saran penulis adalah sebagai berikut:
a. Memperluas
ilmu tentang buadaya daerah
b. Berperan
aktif dalam suatu seminar tentang budaya Ulur-ulur
c. Melestarikan
budaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar