Sabtu, 02 Agustus 2014

upacara ulur-ulur



A.     Latar Belakang
   Kegiatan dalam rangka menyelesaikan tugas yang dilaksanakan di luar jam sekolah.Tugas itu berupa laporan penelitian dalam bentuk makalah.Laporan penelitian tersebut berisi tentang penelitian sosial dan budaya sekitar lingkungan tempat tinggal.Tujuan kegiatan ini tidak lain meningkatkan etos kerja dari masing-masing siswa agar berprestasi,memiliki kreativitas, dan berapresiasi tinggi terhadap suatu hal.  
B.     Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud upacara Ulur-Ulur dan bagaimana proses upacara Ulur-Ulur berlangsung
2.      Apa tujuan masyarakat desa sawo melaksanakan  upacara Ulur-Ulur
3.      Bagaimana sejarah adanya upacara Ulur-Ulur
4.      Apa saja sesaji yang ada di upacara Ulur-Ulur
5.      Bagaimana cara pandang masyarakat mengenai upacara ulu-ulur
C.     Tujuan
1.      Menjelaskan pengertian dan proses upacara Ulur-Ulur berlangsung
2.      Memberikan informasi kepada pembaca tentang tujuan dari dilaksnakanya upacara Ulur-Ulur
3.      Menginformasikan sejarah adanya upacara Ulur-Ulur
4.      Memberikan penjelasan berbagai macam sesaji yang ada di upacara ulur-ulur
5.      Memberikan gambaran cara pandang masyarakat  tentang tradisi budaya ulur-ulur
D.    Metode Penelitian
1.      Penelitian historis
   Bertujuan untuk membuat rekrontruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif.
2.      Penelitian deskriptif
   Bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis.
3.      Penelitian perkembangan
   Bertujuan untuk mengetahui pola dan urutan perubahan waktu
4.      Penelitian kasus
   Bertujuan untuk mempelajari secara intensiflatar belakang keadaan sekarang dengan keadaan masa lampau.
5.      Wawancara
   Bertujuan untuk mendapatkan opini dan fakta di msyarakat.
E.     Hasil Penelitian
1.      Pengertian dan proses upacara Ulur-Ulur berlangsung
Pengertian upacara Ulur-Ulur
   Upacara Ulur-Ulur adalah tanda yang kita pelajari akan banyak menerangkan pada kita akan hal tentang keharusan adanya keseimbangan didalam kehidupan.Lahir batin,siang dan malam termasuk keseimbangan dalam pengelolaan lingkungan di mana kita tinggal dan hidiup.
   Ulur-Ulur adalah prosesi mengembalikan kesadaran manusia untuk menjaga keseimbangan alam dengan wujud upacara sebagai media pendidikan terhadap setiap generasi akan pentingnya pelestarian alam untuk sebuah masa depan.Jika keseimbangan dan kelestarian  alam terjaga maka Dewi Sri dan Joko Sedono sebagai simbul kesuburan dan kemakmuran akan hadir ditengah kehidupan.Dalam prosesi Ulur-Ulur juga terkandung semangat untuk mempertahankan jatidiri dan identitas masyarakat dengan memurnikan tayub sebagai tradisi dan budaya peninggalan terdahulu.
   Ini menjadi relevan, karena dunia saat ini diliputi kecemasan.Meningkatnya panas bumi akibat kerusakan alam yang tidak terkendali menjadi beban berat bumi yang akan menghadapi bencana besar dihari-hari mendatang.Berubahnya musim dan ganasnya alam adalah bentuk reaksi alam atas rusaknya alam.
   Ulur-Ulur adalah perjalanan menuju air.Perjalanan menuju titik tolak bagi lahirnya kehidupan.Perjalanan menuju pada pengetahuan akan sejarah kehidupan yang terangkai jauh sebelum apa yanag ada pada saat ini.Rusaknya sumber air menandakan rusakanya lingkungan kehidupan.Menanadakan rusakanya pula sejarah kehidupan.
Proses berlangsunganya upacara Ulur-Ulur
a.       Tahap persiapan
   Persiapan upacara dilaksanakan ditempat rumah kepala desa Buret.Disini peserta upacara terdiri dari tim pembawa”jodang”(semacam keranjang segi empat berisi makanan dan sesaji),penganten yang membawa pakaian “penganten penjaga telaga”,pengiring yang berpakaian adat jawa.
   Di halamaman telaga telah dipasang tenda atau terop untuk prosesi upacara dan tempat ruang tamu.Disebelah tenda  tersedia panggung yang berisi gamelan dan campursari.Di halaman tersedia tempat untuk konsumsi.Tempat konsumsi berisi jajanan tradisional.
   Di dekat telaga ada tempat sesaji.Di sini terdapat meja putih yang diatasnya terdapat patung kecil perwujudan dewi Sri dan Joko sedono.Di tempat utama sesaji terdapat altar pemujaan.Di sini terdapat alat-alat pemujaan berupa kembang setaman,dupa,kembang boreh dsb.
b.      Tahap prosesi pelaksanaan
   Rombongan upacara berangkat dari tempat persiapan .Paling depan diisi oleh rombongan pembawa makanan(jodang) berjumlah 4 buah masing-masing kiriman dari desa lain.Jodang tersebut dipikul oleh dua orang diepan dan dibelakang .Di belakang pembawa jodang rombongan prajurit atau pasukan pembawa tombak dan bokor berisi dupa yang sudah dinyalakan.Di belakangnya ada rombongan sepasang penganten yang membawa peralatan pakaian “manten”.Diikuti beberapa gadis cantik membawa bokor yang berisi bunga aneka warna untuk ditaburkan di telaga.
   Barisan berikutnya adalah barisan sesepuh dari desa setempat dan dari kabupaten serta pemimpin upacara adat.Barisan paling belakang adalah rombongan solawatan dengan rebananya.
   Setelah rombongan sampai ditempat.Pembawa jodang langsung menuju tempat sesaji .Makanan tradisional disiapkan disamping sesaji.Pembawa pakaian”penganten” langsung menuju tempat manten yang berupa dua patung yaitu patung Dewi sri dan joko sedono.

2.         Ritual Ulur-Ulur telah menjadi adat kebiasaan turun temurun dari nenek monyang mereka.Tujuan diadakanya upacara Ulur-Ulur untuk menghormati para leluhur yang mendapat kemurahan dari Tuhan berupa sumber air,dalam istilah jawa”cikal bakal”menurut.Menurut kepercayaan masyarakat sekitar apabila tidak diadakan upacara Ulur-Ulur di telaga Buret maka masyarakat akan memperoleh sebuah kutukan.
3.         Menurut kepercayaan masyarakat sekitar sejarah adanya upacara papatri atau upacara sesaji diawali dari kejadian yang menimpa penduduk ,secara mendadak terkena musibah besar.Banyak waraga sakit,banyak penyakit yang mematikan .Orang-orang yang sakit tersebut kemudian mendadak meninggal istilah jawa mengatakan”pagepluk menganturan”.Pada situasi yang krisis tersebut para punggawa pemerintahan mersa sangat prihatin melihat kejadian itu.Mereka segera bersemedi memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar wilayahnya terbebas dari kutukan itu.Dalam semedi itu mendapat petunjuk bahwa yang bisa membuat keadaan wilayahnya menjadi lebih baik adalah dengan mengadakan upacara sesaji ruwatan dantayuban di telaga buret.
4.         Adapun sesaji tersebut adalah sebagai berikut;Nasi kebule(sega gurih),sekul suci ulam sari,ambeng mule,buceng robyong,buceng kuatdan jenang sengkala.
   Bermacam-macam buah duadah(jadah) waran,jadah putih,jadah merah,jadah kuning,jadah hitam,wajik dodol,ketandan ketan kinco.
   Kue sembilan warna yaitu;umbi-umbian yang dibawa oleh masing-masing warga desa membawa kue yang berbeda warnanya.Lainya seperti pisang raja,cok bakal,badek,candu,kemenyan,minyak wangi,bunga telon,gantal,gula gimbal,dan kelapa tanpa sabut.Semua dimasukan kedalam bokor kecuali kendi tikar,dan topi janur.
5.         Masyarakat pada mulanya menganggap upacara ulur-ulur menyimpang dari ajaran agama islam.Setelah para pembesar desa sawo mengadakan musyawarah yang diahadiri oleh tokoh-tokoh agama masyarakat sekitar mulai berangapan bahwa upacara ulur-ulur peningalan budaya yang harus dilestariakan.
F.      Kesimpulan dan saran
1.      Kesimpulan
   Upacara Ulur-Ulur adalah tanda yang kita pelajari akan banyak menerangkan pada kita akan hal tentang keharusan adanya keseimbangan didalam kehidupan.Lahir batin,siang dan malam termasuk keseimbangan dalam pengelolaan lingkungan di mana kita tinggal dan hidiup.
   Ulur-Ulur adalah prosesi mengembalikan kesadaran manusia untuk menjaga keseimbangan alam dengan wujud upacara sebagai media pendidikan terhadap setiap generasi akan pentingnya pelestarian alam untuk sebuah masa depan.Jika keseimbangan dan kelestarian  alam terjaga maka Dewi Sri dan Joko Sedono sebagai simbul kesuburan dan kemakmuran akan hadir ditengah kehidupan.Dalam prosesi Ulur-Ulur juga terkandung semangat untuk mempertahankan jati diri dan identitas masyarakat dengan memurnikan tayub sebagai tradisi dan budaya peninggalan terdahulu.
Oleh karena itu kitta harusnya menjaga alam dan melestarikan budaya daerah.
2.      Saran

   Dari pembahasan diatas saran penulis adalah sebagai berikut:
a.       Memperluas ilmu tentang buadaya daerah  
b.      Berperan aktif dalam suatu seminar tentang budaya Ulur-ulur
c.       Melestarikan budaya













  

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar